Rabu, 02 Juni 2010

JUAL MAHAL

Gara2 barang ini aku gabisa tidur ,,, huhhffftttt




Sudah beberapa hari ini aku berharap memiliki jam itu, tapi kenyataan berkata lain ,, Thanx ibu ,, I Luv Mom

Mataku kembali dibuka

Wowowoooo ,,, subuh2 tadi adalah saat di mana kedua mataku terbelalak dan hampir copot..

Judulnnya adalah Reuni mantan2 si karbu ... wooo ,, great , Gak nyangka sudah aku, begitu banyak kejadian yang menimpanya. Oh, sungguh sangat malang dirimu mantanku

Mungkin benar kata MVP kalu Tuhan itu adil dan pembalasan itu pasti terjadi walaupun tidak saat itu juga.
Aku lega tapi juga kasian dengan hidupnya skarang (ya .. meski gak beda jauh ma aku sih,seenggaknya aku lebih baik dari kamu.. ahahahaaa)

Tumben aku sudah tidak sedih ketika ingat atau sekedar mendengar namanya. Prihatin malah yang ada, terlebih sama ibunya yang sungguh sangat sempurna di mataku ini.

betapa tidak, keluarga mantanku itu adalah gambaran keluarga impianku namun agaknya aku harus berpikir ulang mengenai hal itu. keluarganya sudah tidak lagi menjadi dambaanku, kemarin2 memang ku salah karena kurang bersyukur dengan keluarga yang kumiliki. Aku tersadar dengan semua ini bahwa apapun dan siapapun yang kita miliki, harus kita hargai dan syukuri karena tidak setiap yang dimiliki oranglain yang terlihat lebih indah itu memang indah, bisa saja lebh buruk dari yang kita bayangkan ,,, HUHFT

Kasian memang, tapi apa mau di kata kalu ia yang memilih jalan hidup seperti ini dan nampaknya pun ia bahagia dengan pilihan yang "salah" itu.. Well, ini adalah jalannya dan itu adalah jalanku ,, setiap pribadi memiliki jalan masing2 yang harus dijalani

Good Luck for all

Perilaku Konsumtif

PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia dalam kesehariannya tidak lepas dari kebutuhan konsumsi, yakni pemakaian barang-barang (produksi). Kebutuhan adalah kekurangan, artinya ada sesuatu yang kurang dan oleh karena itu timbul kehendak untuk memenuhi atau mencukupinya. Kehendak ini dapat disamakan pula dengan tenaga pendorong supaya berbuat sesuatu, bertingkah laku. Banyaknya tuntutan atas kebutuhan diharapkan agar manusia mampu memilah-milah mana barang yang hendak dikonsumsi, karena tidaklah semua barang yang ada di pasaran harus dibeli sehingga berakibat pada perilaku konsumtif.
Remaja sering dijadikan target pemasaran berbagai produk industri, antara lain karena karakteristik mereka yang labil, spesifik dan mudah dipengaruhi sehingga akhirnya mendorong munculnya berbagai gejala dalam perilaku membeli yang tidak wajar. Membeli tidak lagi dilakukan karena produk tersebut memang dibutuhkan, namun membeli dilakukan karena alasan-alasan lain seperti sekedar mengikuti mode, hanya ingin mencoba produk baru, ingin memperoleh pengakuan sosial dan sebagainya.
Remaja merupakan obyek yang menarik untuk diminati oleh para ahli pemasaran. Kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang potensial bagi produsen karena remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya, lebih mudah terpengaruh teman sebaya dalam hal berperilaku dan biasanya lebih mementingkan gengsinya untuk membeli barang-barang bermerk agar mereka dianggap tidak ketinggalan zaman.
Bagaimanapun perilaku membeli yang berlebihan, lepas kendali tidak lagi mencerminkan usaha untuk memanfaatkan uang secara ekonomis, apabila dibiarkan terus menerus akan sangat berbahaya, sebab akan membawa dampak negatif yakni mengeluarkan uang tanpa perhitungan. Anak-anak muda memiliki kecenderungan berperilaku konsumtif. Terlihat pada pola konsumsi yang berlebihan, dikarenakan keinginannya untuk mengangkat wibawa diantara teman-teman sebayanya. Mereka menganggap bahwa kelompok sosial menilai dirinya berdasarkan antara lain pada benda -benda yang dimiliki dan banyaknya uang yang dibelanjakan. Hal ini membuat mereka cenderung berupaya untuk meningkatkan status dirinya melalui pembelian barang-barang yang dapat mencerminkan peningkatan simbol statusnya dengan tanpa berfikir untuk bersikap hemat.

B. Tujuan
Kegiatan bimbingan dan konseling ini dilakukan sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa yang khususnya tengah mempelajari mata kuliah Studi Kasus. Hal ini dilakukan agar para mahasiswa mendapatkan pembelajaran langsung dengan melakukan praktek melakukan bimbingan dan konseling dengan menentukan diagnosis dan langkah-langkah penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi remaja yang mengalami kesulitan atau permasalahan tersebut.

C. Sasaran
Bimbingan konseling yang dilakukan ini dikhususkan bagi remaja dengan perilaku konsumtif

II. LANDASAN TEORETIS
Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan permasalahan, statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu di awal abad ke-20 oleh bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu adalah bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress). Selain itu juga masih banyak beberapa kalangan yang menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa pencarian jati diri. Berkaitan dengan klasifikasi usia remaja, terdapat beberapa pendapat seperti menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monk, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-30 tahun, sedangkann menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan para ahli juga dapat dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sanagt variatif hal ini sangat berkaitan dengan kecakapan atau kemampuan remaja dalam pemenuhan kapaasitas diri sebagai sosok orang dewasa.
James F. Engel (dalam Mangkunegara, 2002: 3) ”mengemukakan bahwa perilaku konsumtif dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Perilaku konsumtif bisa dilakukan oleh siapa saja. Fromm menyiratkan bahwa manusia zaman ini terpesona oleh kemungkinan membeli dan membeli, terutama barang-barang baru. Manusia lapar akan konsumsi, tindakan membeli dan mengkonsumsi telah menjadi tujuan irasional dan kompulsif, karena tujuannya terletak pada membeli itu sendiri tanpa hubungan sedikitpun dengan manfaatnya atau dengan kesenangan dalam membeli dan mengkonsumsi barang-barang. Perilaku konsumsi individu yang tidak mencerminkan usaha untuk memenuhi kebutuhan akan tetapi lebih kepada keinginannya maka perilaku seperti ini oleh para ahli disebut sebagai perilaku yang tidak rasional, dimana perilaku ini lebih menonjolkan pada penampakan gengsi atau status individual. Keputusan pembelian yang didominasi oleh faktor emosi menyebabkan timbulnya perilaku konsumtif. Hal ini dapat dibuktikan dalam perilaku konsumtif yaitu perilaku membeli sesuatu yang belum tentu menjadi kebutuhannya serta bukan menjadi prioritas utama dan menimbulkan pemborosan.
Berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan Fromm, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik umum perilaku konsumtif yakni:
1. Pembelian Yang Impulsif
Adalah pembelian yang dilakukan tanpa rencana. Pembelian dibagi menjadi dua yakni pembelian yang disugesti (sugesti buying) dan pembelian tanpa rencana berdasarkan ide saran orang lain. Sedangkan pembelian pengingat adalah pembelian tanpa rencana yang berdasarkan pada keinginan saja.
2. Pembelian Yang tidak Rasional
Adalah pembelian yang dilakukan berdasarkan motif emosional, yang berkaitan dengan perasaan atau emosi seseorang seperti rasa cinta, kenyamanan. kebanggaan, kepraktisan dan status sosial. Perbedaan dengan faktor rasional yang menekankan pada kebutuhan yang sesungguhnya.
3. Pembelian yang bersifat pemborosan
Adalah pembelian dengan mengeluarkan uang yang digunakan untuk hal-hal yang kurang diperlukan.

Sheth, mengindikasikan perilaku konsumtif sebagai compulsive buying dan compulsive consumptions yaitu:
1. Compulsive buying
Sebagai suatu tendensi kronis untuk membeli produk secara berlebihan dan melampaui kebutuhan dan sumber daya seseorang. Seorang compulsive buyer cenderung senang (bahkan keranjingan) berbelanja, selalu membeli item-item yang mungkin dia sendiri tidak pernah memakainya (terutama barang-barang yang sedang diobral) dan bahkan membeli produk yang sesungguhnya diluar batas kemampuan finansialnya.
2. Compulsive Consumptions
Didefinisikan sebagai respon terhadap dorongan atau hasrat yang tidak terkendali untuk mendapatkan, menggunakan atau mengalami suatu perasaan, substansi atau aktivitas yang menyebabkan individu secara berulang terlibat dalam perilaku yang akhirnya dapat merugikan dirinya sendiri atau orang lain.
Johnstone, mengemukakan tipe-tipe konsumen remaja yakni :
1. Remaja amat mudah terpengaruh oleh rayuan penjual
2. Mudah terbujuk rayuan iklan, terutama pada kerapian kertas bungkus (apalagi jika dihiasi dengan warna-warna yang menarik)
3. Tidak berfikir hemat
4. Kurang realistis, romantis dan mudah terbujuk (impulsif).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ada dua, yaitu internal dan eksternal :
1. Faktor Internal. Faktor internal ini juga terdiri dari dua aspek, yaitu faktor psikologis dan faktor pribadi.
a) Faktor psikologis, juga sangat mempengaruhi seseorang dalam bergaya hidup konsumtif
b) Motivasi, dapat mendorong karena dengan motivasi tinggi untuk membeli suatu produk, barang / jasa maka mereka cenderung akan membeli tanpa menggunakan faktor rasionalnya.
c) Persepsi, berhubungan erat dengan motivasi. Dengan persepsi yang baik maka motivasi untuk bertindak akan tinggi, dan ini menyebabkan orang tersebut bertindak secara rasional.
d) Sikap pendirian dan kepercayaan. Melalui bertindak dan belajar orang akan memperoleh kepercayaan dan pendirian. Dengan kepercayaan pada penjual yang berlebihan dan dengan pendirian yang tidak stabil dapat menyebabkan terjadinya perilaku konsumtif.
2. Faktor Eksternal / Lingkungan. Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia dilahirkan dan dibesarkan. Variabel-variabel yang termasuk dalam faktor eksternal dan mempengaruhi perilaku konsumtif adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial, dan keluarga.

Selasa, 01 Juni 2010

Pelajaran hidup

Hari ini sepertinya Tuhan mencoba memberikan petunjuk untuk meyakinkanku bahwa semua yang terjadi adalah baik ........ Lewat pengalaman hidup temanku, aku seperti mendapat sedikit pencerahan dan cerminan bahwa itu adalah gambaran sikapku selama ini /..

Aku percaya.. aku yakin Tuhan ..aku tau Kau selalu beri yang terbaik , namun kenapa hati kecil ini tak mampu menghentikan bisikan2 dan harapan2 kecil tentangnya ....

Semua orang berusaha menyadarkanku ... namun apa yang terjadi,, apa yang sebenarnya aku alami ,, atokah benar kata sahabatku semua yang aku rasakan ini karena aku memberikan cinta 100% buat dia ,,, dalam kebingungan yang begitu luar biasa aku hanya bisa berbisik pada Tuhan

"Tuhan, lepaskan aku dari ingatan dan harapan tentangnya" .. Doa ini selalu terlontar baik dari mulut maupun hatiku setiap kali ada tanda2 aku akan mengingatnya .....

Sumpah ... ini adalah saat paling berat dalam kehidupan cintaku ,,,,

Selama ini aku memendam dalam2 rasa ini hingga akhirnya ku tak kuasa dan hanya bisa menyesali hidupku tanpa berusaha bangkit . Aku butuh sahabat ,, dan ketika kuputuskan untuk membagi kisahku dengan dia ,, sungguh ada kelegaan yang luar biasa yang aku alami. Dia berkata, bilang pada dirimu kmu mau STOP mikirin dia. Huhftt ,, awalnya aku tidak percaya hal itu mampu ku lakukan. Aku sudah beratus2 kali mencobanya namun tetap tidak bisa, itulah pemikiran yang tersirat saat itu. Mau gimanapun juga, apapun caranya ,, ujung2nya ku tetep mikirin dia, gumamku ...

Namun karena kelegaan yang kurasa begitu aku curahkan isi hatiku, aku pun mencoba menuruti saran sahabatku .......

Waaaooooooooooooooooooo,, bagaimana mungkin ini bisa terjadi .......... aku pun mampu melakukannya ,, meskipun belum sepenuhnya.
Kini ku sadar, dalam hidup kita memerlukan sahabat yang benar2 bisa menampung keluh kesah kita ,,, Jangan pernah memendam sesuatu yang tidak menyenangkan ,, apalagi sendirian, itu hanya akan merugikan dirimu sendiri ,,, Berbagilah dengan orang lain ,, yaitu SAHABATMU ,, karena sahabatmu lah yang akan menguatkanmu, menegurmu, memarahimu seperti orangtuamu, menghiburmu, memberikan nasehat2 terbaik yang ia miliki karena ia tak ingin sahabatnya bersedih ... dan apabila ia diam, tidak berkata apa-apa ,, itu artinya ia sedang mendoakanmu supaya masalahmu terpecahkan ...


TERIMAKASIH SAHABATKU



DESY NATALIA, kau selalu menjadi sahabat terbaikku

Senin, 31 Mei 2010

Skripsi

Hedeww, ngomongin tentang skripsi tiba2 mules perutku ,,,, apa kabar skripsimu??kapan lulus?mau kerja di mana?? wuuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ,,, hampir bosan aku dengan pertanyaan itu ,

untung saja orangtuaku tidak begitu menuntut ,,,, tapi kenapa aku maalah malas dengan kebebasan yang udah diberi ibuku ,,,,, hihihikkkkkkzzzzzzzzzzzzzzzzz

Aku belum siap menginjak jenjang yanng lebih tinggi lagi (kerja) ,,, seperttinya aku belum pantas pake baju kerja ,,, aku sangatlah masih pantas menjadi anak SMP ,, ato SD malah ,,,, aku masih ingin bermain, meminta uang pada orti ( yah ,, inilah yang bikin akuu gak dewasa ....!!!!!!!!!!! tapi mpe kapan)

malam ini aku sedang gila dan tidak warassss

Minggu, 30 Mei 2010

SPI COSO

PERBEDAAN SPI COSO DAN NON COSO
1.Definisi 1 (sebelum September 1992)
Kondisi yang diiinginkan, atau merupakan hasil, dari berbagai proses yang dilaksanakan suatu entitas untuk mencegah (prevent) dan menimbulkan efek jera (deter) terhadap fraud.
Definisi ini dikenal sebelum September 1992 (sebelum definisi COSO), masih sering dipakai sampai sekarang.
2.Definisi 2 (sesudah tahun 1992)
Suatu proses, yang dirancang dan dilaksanakan oleh Dewan, manajemen, dan pegawai untuk memberikan kepastian yang memadai dalam mencapai kegiatan usaha yang efektif dan efisien, kehandalan laporan keuangan, dan kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan lainnya yang relevan.
Ini dikenal sebagai definisi COSO (the Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commision). Melihat perbedaannya dengan definisi 1, maka COSO merambah ke fungsi manajemen yang lebih luas, dan bukan pada fraud semata-mata. Pertama, definisi COSO langsung menyinggung tujuan bisnis yang paling mendasar, yakni pencapaian sasaran-sasaran kinerja dan profitabilitas, dan pengamanan sumber daya. Kedua, berkenaan dengan pembuatan laporan keuangan yang handal, termasuk laporan-laporan interim dan pengumuman kepada khalayak ramai seperti terbitan mengenai laba. Ketiga, definisi ini menekankan ketaatan kepada ketentuan perundang-undangan. Tiga bidang yang sangat spesifik, tapi saling overlap, yang mengisi kebutuhan bisnis yang berbeda.
Definisi COSO sangat luas, ingin mengatur segala-gala nya, sehingga kehilangan kekhasan. Kemudian laporan COSO, menjelaskan bahwa meskipun suatu entitas mempertimbangkan efektivitas dari ketiga kelompok tujuan bisnis, namun juga ingin memusatkan perhatian pada kegiatan atau tujuan tertentu. Dengan menentukan dan menjelaskan tujuan-tujuan khusus, definisi pengendalian intern dengan tujuan yang khas, dapat disarikan dari definisi utamanya
3.Definisi 3 (AICPA 1988)
Untuk tujuan audit saldo laporan keuangan, struktur pengendalian intern suatu entitas terdiri atas 3 unsur: lingkungan pengendalian, sistem akuntansi dan prosedur-prosedur pengendalian.
Definisi ini menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaannya, terutama bagi anggota AICPA yang mengharapkan adanya petunjuk. Statement on Auditing Standards (SAS) no 53 agaknya memagari penerapan Pengendalian Intern untuk mencegah dan mengungkapkan fraud pada fraud yang dilakukan karyawan, yang nilainya tidak besar. Kecurangan oleh karyawan biasanya tidak besar jumlahnya dan disembunyikan dengan cara yang tidak membuat aktiva bersih dan laba bersih salah saji. Ketidak beresan semacam ini lebih efisien dan efektif ditangani dengan struktur pengendalian intern yang berfungsi dan dengan penutupan asuransi kerugian terhadap kayawan.
Selanjutnya SAS menegaskan bahwa pengendalian intern jangan diharapkan mencegah atau membuat jera terhadap fraud yang dilakukan manajemen.
4.Definisi 4 (khusus untuk mencegah fraud)
Suatu sistem dengan proses dan prosedur yang bertujuan khusus, dirancang dan dilaksanakan untuk tujuan utama, kalau bukan satu2 nya tujuan, untuk mencegah dan menghalangi (dengan membuat jera) terjadinya fraud.

SISTEM PENGENDALIAN INTERN MODEL COSO
Pengendalian Intern merupakan metode yang berguna bagi manajemen untuk menjaga kekayaan organisasi, meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja. Disamping itu, system pengendalian
intern dapat mengendalikan ketelitian dan akurasi pencatatan data akuntansi.
Selama ini yang menjadi acuan dalam penyusunan SPI, setelah OKP6 (Organisasi, Kebijakan, Penganggaran, Prosedur kerja, Pencatatan hasil kerja, Pelaporan, pembinaan Personil dan Pengawasan internal) yang merupakan pendekatan tradisional, adalah kerangka teori yang dihasilkan oleh Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway (COSO) yang berdiri pada tahun 1985 yang merupakan organisasi hasil bentukan dari lima organisasi profesi terkait dengan audit di Amerika yakni, the American Accounting Association, the American Institute of Certified Public Accountants, the Financial Executives Institute, the Insittute of Internal Auditors dan the Institute of Management Accountant.
Menurut Committee of Sponsoring Organizations ( COSO) :
“Internal controls are the tools that managers use (but are often not taught) to help achieve their
business objective in the following categories :
• Effectiveness and efficiency of operations
• Reliability of financial reporting
• Complience with external laws and regulations 3”
Definisi ini dapat diartikan Pengendalian Intern adalah alat yang digunakan oleh para manajer (tetapi jarang diajarkan) untuk membantu dalam pencapaian tujuan usaha mereka dalam kategori
berikut ini :
• Efektivitas dan efisiensi operasi
• Keandalan dari laporan keuangan
• Ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Audit Finansial, Audit Manajemen, Dan Sistem Pengendalian Intern 55
Pengendalian Intern harus memberi keyakinan bahwa seluruh transaksi telah mendapat otorisasi dan dilaksanakan dengan benar sesuai kebijakan perusahaan, serta pencatatan transaksi tersebut dengan benar. Dibawah ini terdapat 5 tujuan pengendalian Intern atas transaksi, yaitu :
1. Otoritas ( wewenang)
Setiap transaksi harus mendapat otoritasi semestinya berdasarkan struktur dan kebijakan perusahaan. Dalam keadaan atau masalah-masalah tertentu sangat mungkin diperlukan otorisasi khusus.
2. Pencatatan
Pencatatan atas transaksi harus dilaksanakan sebagaimana mestinya dan pada waktu yang tepat dengan uraian yang wajar. Transaksi yang dicatat adalah transaksi yang benar benar terjadi dan lengkap.
3. Perlindungan
Harta fisik berwujud tidak boleh berada di bawah pengawasan/ penjagaan dari mereka yang bertanggung jawab. Dalam hal ini Pengendalian Intern memperkecil resiko terjadinya kecurangan oleh karyawan atau manajemen sekalipun.
4. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi secara kontinu dan periodik antar pencatatan dengan harta fisik harus dilakukan misalnya mencocokkan jumlah persediaan barang antara kartu persediaan dengan persediaan fisik di gudang.
Audit Finansial, Audit Manajemen, Dan Sistem Pengendalian Intern 56
5. Penilaian
Harus dibuat ketentuan agar memberikan kepastian bahwa seluruh harta perusahaan dicatat berdasarkan nilai yang wajar. Tidak boleh terjadi over maupun undervalved atas harta tersebut.

COSO (Committee of Sponsoring Organizations) menyatakan bahwa untuk menyediakan suatu struktur dalam mempertimbangkan banyak kemungkinan pengendalian yang berhubungan dengan tujuan entitas, laporan COSO mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal yang saling berhubungan, yaitu :
1. Lingkungan Pengendalian (control environment)
Lingkungan pengendalian menetapkan suasana dari suatu organisasi yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari semua komponen pengendalian intern lainnya yang menyediakan disiplin dan struktur.
Sejumlah faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas diantaranya adalah sebagai berikut :
1. integritas dan nilai etika
2. komitmen terhadap kompetensi
3. dewan direksi dan komite audit
4. filosofi dan gaya operasi manajemen
5. struktur organisasi
6. penetapan wewenang
7. tanggung jawab
8. kebijakan dan praktik sumberdaya manusia
2. Penilaian Risiko
Penilaian risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko suatu entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Penilaian risiko oleh manajemen harus mencakup pertimbangan khusus atau risiko yang dapat muncul dari perubahan kondisi seperti :
1. perubahan dalam lingkungan operasi
2. personel baru
3. sistem informasi yang baru atau dimodifikasi
4. pertumbuhan yang cepat
5. teknologi baru
6. lini, produk, atau aktifitas baru
7. restrukturisasi perusahaan
8. operasi di luar negeri
9. pernyataan akuntansi
3. Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, terdiri dari metode-metode dan catatan-catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, mangklasifikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi entitas, dan juga kejadian-kejadian serta kondisi-kondisi dan untuk memelihara akuntabilitas dari aktiva-aktiva dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan. Sedangkan komunikasi melibatkan penyediaan suatu pemahaman yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab individu berkenaan dengan pengendalian internal atas laporan keuangan.
4. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan berkenaan dengan risiko telah diambil untuk pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diaplikasikan pada berbagai tingkatan organisasional dan fungsional.
Aktivitas pengendalian dapat dilakukan dalam berbagai cara, yaitu :
1. pemisahan tugas
2. pengendalian pemrosesan informasi :
- pengendalian umum
- pengendalian aplikasi
3. pengendalian fisik
4. review kinerja
5. Pemantauan
Pemantauan (monitoring) adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian internal pada suatu waktu. pemantauan melibatkan penilaian rancangan dan pengoperasian pengendalian dengan dasar waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.

Pantai Sundak

Fiufhhh ... cerita ini diawali ketika iseng2 kontak2an ma temen ... dari kesepakatan untuk hangout mpe akhirnya diputuskan untuk touring ke Wonosari menjelajahi pantai2 yang ada.

Harri itu adalah hari Jumat, bertepatan dengan hari Raya Waisak kami janjian kumpul jam13.00 WIB. Tapi seperti biasa, pada umumnya sifat masyarakat Indonesia waktu pun molor hingga hampir 30 menit. Well, akhirnya jam13.45 WIB kami berangkat dengan optimisme yang tinggi karena saat itu mendungnya bukan maen gelapnya (gak juga sih ,,, berlebihan aja,hihihiii).

Di jalan kami melaju dengan kecepatan 80km/jam (aku sihh ,, yang lain gatau). Dari arah nologaten kami beranjak menuju jalan Wonosari, eh tiba2 si eska dan roni ketinggalan jauh kamipun memutuskan untuk menunggu mereka di pinggir jalan di bawah pohon besar.

Ternyata mereka salah belok (eska dodol harusnya mpe perempatan Ringroad Jln.Wonosari tuh belok kiri eh malah lurus, nyadarnya telat lagi ,,wkwkwkwkwk). Setelah bertemu pun kami melanjutkan perjalanan hingga sampai akhirnya tiba di daerah Kid's Fun ada moment (dasar polis* rakus, mau kasih makan anak istri aja pake nilang orang di tanggal tua). Setelah melihat seragam coklat yang lengkap dengan atributnya, aku n jojo langsung kontan menepi ke pinggir jalan sambil melaksanakan misi nakal kami (gara2 SIMnya jojo ditahan polis* Pekanbaru dan sudah expired ,, wuu dasar odong si jojo, udah tau mau keluar kota gak segera bikin SIM baru). Eh kami udah bener2 menepi di pinggir jalan ,ada bapak2 gatau diri nyeruduk dari belakang ,,,,,,,,,,, (kreteteteeekkkkkkkk,,,, patah lah sudah cangkang knalpot mio ,, apa ya namaya?hohohoho). Begitu tau cangkang patah, aku cuma bilang,"gimana nih,Pak". mpe berpuluh2 kali ku bilang seperti itu eh si jojo bilang, "yaudahlah gapapa",,,, wwwwwwwwuuuuuuuuuuuuadeerrrrr .... jojo nih gak kompak ,, hohooo
Namun ada hikmah di balik semua peristiwa... alhasil kami jadi bisa melaksanakan aksi nakal kami, aku pindah jadi supir, dan jojo lah si pembonceng (wkwkwkwkwkwkkkkkkkk ,, gak kena tilang pikirku,,lumayan irit 30rb)

Tampaknya Tuhan tudak merestui aksi jahat kami, 1kilo setelah TKP ban kami bocor ... huhfttt ,,udah panas (gajadi mendung di situ) jalan kaki, nuntun motor, temen yang lain udah pada di depan ,,, tapi untung masih ada si duet 'Ve' di belakang kami dan membantu kami mencari tukang tambal banddddd .... huaaaa harus ganti ban dalem (niatnya ngirit 30rb buat gak kena tilang eh malah ganti ban 30rb juga, belum buat benerin knalpot ,,, tombok sudah)

Setelah selesei kami pun melanjutkan perjalanan. "Kamu belum berdoa ya tadi sebelum berangkat?", kataku ,,, si jojo bilang Iya, aku belum berdoa .......... ketemulah sebab dari kesialan kami,, akhirnya dia pun berdoa di sepanjang jalan (entah doa apa, atau malah baca mantra . wkwkwk)
Perjalanan panjang dan melelahkan pun berlangsung, masih saja ada yang ketinggalan ,, namun karena kecanggihan telekomunikasi pun hal itu tidak menjadi kendala berarti (baca: HP)
Di sepanjang perjalanan kami sempat mengantuk, wao gak nyangka ternyata jauh banget mau ke pantai aja mpe hampir 2jam bisa2 tepos nih bokong yang sudah tepos .(hahaha). Begitu memasuki TPR, perasaan lega menghampiriku (hampir sampai pikirku). Ternyata pikiranku salah, untuk menuju pantai masih butuh waktu lumayan lama dari TPR belum lagi di jalan rame, penuh mobil, padat merayap susul2an, ketemu geng motor yang sudah merasa jalan adalah milik mereka.

Saat melihat plang arah menuju Baron, woo senang ,, tapi tujuan kami kali ini bukan ke Baron melainkan ke Sundak ,,,, letaknya lebih jauh dari pantai lain . Begitu sampai di pertigaan jalan kami pun sok tau belok ke kanan (yang artinya ke pantai Kukup (kalau gak salah) menyadari hal itu kamipun staycool dan tetap melaju, wkwkwkwkwkk dengan alibi beli bensin pun kami menghampiri pelataran parkir tuh pantai.

Di jalan , pemandangan yang indah selalu menghiasi mataku , angin sejuk sepoi2, jalan sepi dan halus (bukti kepedulian pemerintah terhadap industri pariwisata) tak henti2nya aku memakan bekal yg sudah kusiapkan dari rumah (Nabati keju, kesukaanku..hihi)

Sesampainya di Sundak , kami pun sibuk foto2 (welewele ini mau ke pantai main air ato numpang foto sih??masa cuma aku n jojo yang basah2an). Berbagai pose kami lakoni demi sebuah totalitas di dunia modeling (gubrakkkk) ... cuaca saat itu pun aneh, sebentar panas, sebentar gerimis, sebentar mendung ,, pokoknya semua serba sebentar tapi itu tidak memupuskan niat kami untuk tetap berfoto2 ... heheheheeee




Setelah puas, kami pun menuju kamar mandi (yang mandi cuma aku,jojo, vei ,,yang lain cuci2 aja eh tetep suruh bayar ,,, ckcckkckkk ,, aku doain cepet kaya deh Bu penjaga kamar mandi), eh waktu mau pulang malah ketemu ucok ... wow ,, wonosari memang sempit ,, kkkekkekk

Setelah berhaha hihi kamipun berpamitan dan melanjutkan perjalanan pulang . sesampainya di bukit bintang ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Waoaoaooooooooo ,, indah banget liat bintang buatan di kota Jogja

Perut lapar melanda, sebelum pulang kami mampir ke Warung Selaras, memakan segala sesuatu yang bisa bikin kenyang ...... di sini kegilaan menjadi mulai dari cerita awal perjalanan, di pantai, di perjalanan pulang semua tertuang dengan penuh keceriaan dan banyolan serta bercandaan (kayanya sama aja ya?? ahhahahaahaha)

well, terimakasih buat Jojo, esti, gita, veni, vera, doni, eska, roni untuk touring yang waooo di hari Libur itu ,,, wkwkwkwkwkkk



besok kita lanjut ke Glagah yaaaaa ...